Friday 30 January 2009

BERDOA

Zaman semakin canggih, teknologi menembus langit hingga ke langit ke tujuh. Manusia semakin pintar meng-akali agar hidupnya lebih mudah dan nyaman. Kuda dan pelana tergantikan oleh mobil, pesawat. Berkirim kabar tak sesulit dengan berkirim surat berhari2. SMS & email telah menggesernya. Pedang, bambu runcing tak lazim dikenal sebagai senjata peperangan Negara zaman ini, sebaliknya nuklir, tank2, senjata biologis kini merajai. Segala hal bisa diprediksi, solusi masalah bisa dicari. Namun semua kecanggihan itu tidak cukup untuk menghentikan makhluk bernama manusia tuk berdoa. Paling tidak bagi saya.

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. al-Mu'min, 40:60)
Doa itu adalah otaknya ibadah. (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

Saat berdoa, saya minta pada Allah SWT ini dan itu. Kadang malu, apa pantas saya berdoa meminta Allah memenuhi keinginan saya? Jangan-jangan saya hanya ingat berdoa pada saat saya punya keinginan.

Kalau terpikir semua itu, rasanya ingin diam saja. Tidak mau meminta apa-apa. Tapi tetap saja saya tidak bisa berhenti berdoa dan meminta kepada Allah SWT. Tanpa saya sadari, berdoa sudah menjadi fitrah manusia. Manusia yg memiliki gharizah tadayyun(naluri mensucikan sesuatu), manusia yg lemah dan butuh akan sesuatu diluar dirinya. Berdoa kepada sesuatu yg disucikan guna menenangkan hati. Meminta pada-Nya yang terbaik bagi diri saya karena memang Dia-lah yang Maha Tahu apa-apa yang terbaik bagi makhluknya.

Berikut ini saya kutip dari Syariah Online mengenai adab berdoa:
1. Hendaknya makanan, tempat tinggal, pakaian, serta barang yang dimilikinya adalah halal.
2. Memanfaatkan waktu-waktu yang mulia: seperti hari Arafah, Ramadan, hari Jumat, dan waktu sahur.
3. Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa seperti saat shalat, saat hujan dsb.
4. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan.
5. Setelah selesai berdoa, mengusap wajah dengan kedua tangan.
6. Merendahkan suara: tidak keras dan tidak terlalu pelan.
7. Khusyu dan penuh penghayatan.
8. Berdoa dengan sepenuh hati dengan yakin bahwa doa tersebut akan dikabul.
9. Tidak tergesa-gesa dengan merasa doanya lambat dikabul.
10.Memulai doa dengan zikir kepada Allah dan salawat kepada Rasul saw. setelah didahului oleh pujian kepada-Nya. Demikian pula saat menutup doa.
Memerhatikan adab batin. Yaitu bertobat, taqarrub kepada-Nya, dan tidak menzalimi manusia.

Jangan lupa selalu berdoa ya !!! mintakan pada-NYA kepada Allah SWT..mintakan yg terbaik utk qt !!!!

Carly Fiorina, ex-CEO of Hewlett-Packard comments on the Islamic Caliphate "Khilafah Islam"


There was once a civilization that was the greatest in the world. It was able to create a continental super-state that stretched from ocean to ocean and from northern climes to tropics and deserts. Within its dominion lived hundreds of millions of people, of different creeds and ethnic origins. One of its languages became the universal language of much of the world, the bridge between the peoples of a hundred lands. Its armies were made up of people of many nationalities, and its military protection allowed a degree of peace and prosperity that had never been known. The reach of this civilization's commerce extended from Latin America to China, and everywhere in between.

And this civilization was driven more than anything, by invention. Its architects designed buildings that defied gravity. Its mathematicians created the algebra and algorithms that would enable the building of computers, and the creation of encryption. Its doctors examined the human body, and found new cures for disease. Its astronomers looked into the heavens, named the stars, and paved the way for space travel and exploration.

Its writers created thousands of stories. Stories of courage, romance and magic. Its poets wrote of love, when others before them were too steeped in fear to think of such things. When other nations were afraid of ideas, this civilization thrived on them, and kept them alive. When censors threatened to wipe out knowledge from past civilizations, this civilization kept the knowledge alive, and passed it on to others.

While modern Western civilization shares many of these traits, the civilization I'm talking about was the Islamic world from the year 800 to 1600, which included the Ottoman Empire and the courts of Baghdad, Damascus and Cairo, and enlightened rulers like Suleiman the Magnificent. Although we are often unaware of our indebtedness to this other civilization, its gifts are very much a part of our heritage. The technology industry would not exist without the contributions of Arab mathematicians. Sufi poet-philosophers like Rumi challenged our notions of self and truth. Leaders like Suleiman contributed to our notions of tolerance and civic leadership.

And perhaps we can learn a lesson from his example: It was leadership based on meritocracy, not inheritance. It was leadership that harnessed the full capabilities of a very diverse population-that included Christianity, Islamic, and Jewish traditions. This kind of enlightened leadership - leadership that nurtured culture, sustainability, diversity and courage - led to 800 years of invention and prosperity.

In dark and serious times like this, we must affirm our commitment to building societies and institutions that aspire to this kind of greatness. More than ever, we must focus on the importance of leadership- bold acts of leadership and decidedly personal acts of leadership. With that, I'd like to open up the conversation and see what we, collectively, believe about the role of leadership.

The above excerpt is from a speech entitled "Technology, Business and our way of life: What's Next?" given by Carly Fiorina in Minneapolis, Minnesota on September 26th, 2001

http://www.hp.com/hpinfo/execteam/speeches/fiorina/minnesota01.html

SAFAR PEREMPUAN

Diketahui bahwa ada jarak tertentu yang diperbolehkan bagi siapa saja yang menempuhnya untuk melakukan qashar dalam salat dan berbuka di bulan Ramadhan, baik dia menempuh jarak tersebut dengan menggunakan pesawat, kendaraan darat, ataupun jalan kaki. Hukumnya tidak berbeda. Lalu apakah ini juga berlaku dalam kasus perjalanan (safar) perempuan yang tidak disertai mahram. Dalam arti, bahwa ada jarak tertentu, baik yang ditempuh oleh perempuan tersebut dengan menggunakan mobil, pesawat, atau jalan kaki, sehingga tidak sah bagi perempuan tsb berpergian (safar) kecuali disertai mahramnya?
Pada dasarnya nash-nash yang menyatakan tentang qashar, lafadz (dalalah) nya BERBEDA dengan nash-nash yang menyatakan tentang perjalanan (safar) perempuan yang harus disertai mahram. Nash yang menyatakan tentang qashar terkait dengan jarak, sementara nash yang menyatakan tentang perjalanan (safar) perempuan terkait dengan waktu (zaman).


TENTANG SAFAR PEREMPUAN
Hadits Rosul: “Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menempuh perjalanan selama sehari semalam, kecuali disertai mahramya.” Dari hadits tsb, disimpulkan:
1. Diharamkannya seorang perempuan bepergian sendiri, tanpa mahram. Sedangkan tenggat waktu yang disebutkan tadi adalah sehari semalam atau 24 jam
2. Hadits tersebut menunjukkan waktu, bukan jarak tempuh. Karena itu seandainya seorang perempuan bepergian dengan menggunakan pesawat dengan jarak tempuh 100km, lalu pergi dan kembali lagi dengan tidak menghabiskan waktu –sehari semalam atau 24 jam-, maka perjalan tersebut diperbolehkan baginya. Sementara jika dia bepergian jalan kaki sepanjang 20km, sedangkan perjalanan tersebut membutuhkan waktu lebih dari sehari semalam, maka perjalanan tersebut haram bagi perempuan, jika tidak disertai mahram


TENTANG QASHAR SHOLAT & BERBUKA DI BULAN RAMADHAN
Nash yang menyatakan tentang qashar shalat dan kebolehan berbuka di bulan Ramadhan menyatakan jarak tempuh tertentu (4 barad) atau diperkirakan sekitar 89km. Jadi, jarak tempuh untuk qashar tersebut bersifat baku. Maka, siapa saja yang menempuh perjalanan ini dengan menggunakan pesawat, kapal laut, mobil, ataupun berjalan kaki, maka dia diperbolehkan untuk melakukan qashar, berapapun –panjang pendeknya- waktu perjalanan.


Jadi yang menjadi patokan dalam kasus perjalanan (safar) perempuan tanpa mahram tersebut adalah factor waktu (sehari semalam), seberapapun jarak tempuhnya.
Sementara yang menjadi patokan qashar, dan bolehnya berbuka puasa di bulan Ramadhan, adalah jarak. Seberapapun panjang-pendek waktu tempuh perjalanannya.

Thursday 29 January 2009

Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu
Hidup seolah berada di sebuah bahtera yang berada di tengah samudra. Perlu perjuangan untuk membuat bahtera tersebut melaju menuju pulau impian. Jika tidak, behtera hanya akan terombang-ambing entah kemana. Kita perlu terus menjadikan bahtera bergerak dan mengarahkannya ke arah pulau impian kita. Namun, kadang badai datang, membuat bahtera kita oleng bahkan hampir tenggelam.

Namun bahtera kehidupan memiliki sebuah keajaiban. Bahtera kehidupan tidak akan pernah tenggelam selama kita memiliki harapan. Oleng mungkin tetapi tenggelam tidak jika kita masih memiliki harapan bahwa kita akan sampai ke tujuan yang kita impikan. Jika badai begitu lama menggoncang bahtera kita, jangan pernah menyerah, karena menyerah adalah satu cara pasti bahtera kita tenggelam. Harapan, membuat bahtera kita tidak akan pernah hancur dihantam gelombang dan tidak akan membuat bahtera kita karam.

Lalu, dari mana datangnya harapan? Harapan ada pada diri kita, sebab tidak ada badai yang melebihi kekuatan diri kita. Sebesar-besarnya badai masih dibawah kemampuan kita semua. Allah telah memberikan kekuatan yang sangat dahsyat pada diri kita atau mendatangkan badai yang besarnya masih ada dibawah kemampuan kita. Allah tidak pernah memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita.Jagalah harapan bahwa selalu ada jalan keluar. Yakinlah bahwa kita bisa bertahan. Pasti ada sesuatu hikmah besar dibalik kesulitan yang kita hadapi. Semakin besar kesulitan, mungkin semakin besar dan bernilai hikmah yang akan kita dapatkan nanti. Jagalah harapan, karena badai pasti berlalu. by: Andri Wongso.....kaleee

Becandaan (Mbok Bariyah) :)

Alkisah seorang juragan garam terkaya di Madura ingin melihat ibukota Jakarta dimana Presiden "yang seorang Kyai" tinggal.
Ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang.
Setelah ticket berada ditangan dia langsung menuju ke pesawat dan langsung duduk di business class. Tidak lama berselang, seorang business man naik pesawat dan mendapati kursinya telah diduduki oleh penumpang lain, maka terjadilah peristiwa seperti berikut:
Business man : Ma'af pak ini tempat duduk saya.
Madura : Sampeyan siapa?
Business man : Saya penumpang.
Madura : Lho sesama penumpang kok ser-ngoser. Itu kan masih banyak kursi yang lain. Sampeyan dodok saja disana.
Karena tidak ingin terjadi keributan maka si business man menemui pramugari dan mengadukan hal tersebut. Dan setelah mengecek ticket milik business man, si pramugari menghampiri si Madura.
Pramugari : Ma'af pak, bapak tidak boleh duduk di sini.
Tempat bapak di bagian lain.
Madura : Sampeyan siapa?
Pramugari : Saya Pramugari.
Madura : Apa itu pramugari saya ndak tahu, apa kerjaan sampeyan...?!
Pramugari : Saya bertugas melayani bapak.
Madura : Lho sampeyan tugasnya melayani saya kok ser-ngoser.
Saya ndak mau.(hardik si Madura)
Karena kehabisan akal si pramugari menjumpai Kapten dan mohon bantuan atas perihal tersebut. Kapten pun mendatangi si Madura.
Kapten : Ma'af pak, tempat duduk ini milik bapak yang itu, jadi bapak harus duduk di tempat yang lain.
Madura : Sampeyan siapa? (tanya si madura dengan kesal)
Kapten : Saya pilot.
Madura : Apa itu pilot, apa kerjaan sampeyan?
Kapten : Saya yang nyopir pesawat ini.
Madura : Saya naik bis ndak pernah di ser-oser sama sopir.
Pokoknya saya mau duduk disini.
Akhirnya semua kehabisan akal dengan ulah si madura. Tapi untunglah penumpang terakhir yang baru naik adalah mbok Bariyah. Langsung saja pramugari menceritakan hal tersebut dan minta pertolongan kepada mbok Bariyah.
Pramugari : ehh, mbok Bariyah, selamat siang. mbok tolong saya ya, ada penumpang yang bikin repot nih.
Mbok Bariyah : Penumpang yang mana?
Pramugari : Itu, bapak yang dari madura itu, harusnya duduk di kelas ekonomi tapi dia terlanjur duduk di tempatnya bapak ini.
Mbok Bariyah : ooh, gampang itu, serahkan saja ambek saya, pokoknya ditanggung beres.
Serta-merta mbok Bariyah menghampiri Bapak Madura.
Mbok Bariyah : He..He.. pak sampiyan mau kemana.
Madura : Oh, saya mau ke Jakarta .
Mbok Bariyah : Lho...sampiyan salah pak, tempat duduk ini untuk tujuan Medan , kalau ke Jakarta tempatnya disana, disebelah belakang.
Itu tempat sampeyan masih kosong.
Madura : Oh...iya.., ini untuk yang mau ke Medan ya....tarema.....tarema kasih... ya bik.....

Sindentosca's lyric


KEPOMPONG

Dulu kita sahabat
Dengan begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu

Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karena sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagi kepompong

Fatwa MUI tentang Tidak Ikut PEMILU; Dipaksakan dan Kontraproduktif

Rabu, 28/01/2009 10:21 WIB
Dalam sidang pleno Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se Indonesia III di Padang Panjang, Sumatra Barat, Ahad, 25 Januari 2009 dinyatakan antara lain bahwa tidak ikut memilih dalam PEMILU hukumnya adalah haram.
Dilihat dari perspektif hukum Islam fatwa tersebut tidak tepat, dan dalam perspektif hukum positif juga bertentangan dengan undang-undang, karena keikutsertaan seseorang dalam PEMILU adalah hak bukan kewajiban. Sehingga fatwa tersebut terkesan dipaksakan dan akan kontraproduktif, yang akan membuat MUI makin diremehkan oleh umat Islam.
Dari perspektif agama Islam PEMILU bukanlah syari'at sehingga tidak perlu dihukumi. Bahkan dalam Fiqh Siyasahpun tidak dikenal adanya institusi PEMILU dalam memilih Imaamul Muslimin atau Khalifah. Sehingga menarik-narik masalah PEMILU ke ranah agama (syari'at) adalah bertentangan dengan nash syari'at yang sharih (QS. Al-Hujurat : 1). Pada ayat ini Allah melarang orang-orang yang beriman menetapkan suatu hukum sebelum ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya.
Lebih tegas lagi Allah menyatakan dalam QS. An-Nahl : 116, yang oleh Ibn Katsier (w.774 H) ditafsirkan, "Termasuk dalam pengertian ayat ini adalah orang yang membuat perilaku bid'ah yang tidak ada sandarannya dalam syari'at dan menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah, atau mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah hanya berlandaskan rasio dan syahwatnya".
Apabila kita menarik-narik masalah PEMILU kepada masalah syari'at maka akan mengerdilkan agama Islam yang bersifat universal (QS. Al-Anbiya : 107). Walaupun ada kaidah Ushul Fiqh yang menyatakan "Al-Hukmu yadurru ma'a al-illati wujudan wa adaman", namun kaidah ini tidak dapatditerapkan dalam masalah PEMILU yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama.
Kami memperingatkan, sebagai ulama agar berhati-hati betul dalam mengeluarkan fatwa, karena akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT (kullukum roo'in wakullukum mas'ulun 'an ro'iyytihi).
Fatwa haram tersebut dapat mengarah pada kampanye partai-partai yang menyatakan pula haram (kafir) bagi mereka yang tidak memilih partainya. Secara individual dapat memunculkan kampanye individual, kalau tidak memilih dirinya atau seseorang hukumnya haram. Padahal meminta amanat jabatan kepemimpinan di dalam syari'at Islam adalah haram hukumnya. Sebagaimana Rasulullah SAW telah mengingatkan sahabatnya.
Fatwa "ulama warosatul anbiya" yang takut kepada Allah, hendaklah benar-benar dapat dijadikan sebagai rujukan dan pegangan umat dalam menegakkan syari'at Islam yang rahmatan lil 'alamin di muka bumi ini. Wallahu a'lam bish shawwab.
Bogor,27 Januari 2009 M
ttd.
Drs.K.H. Yakhsyalloh Mansur,M.A.
Mudir 'Am Pesantren Al-Fatah Bogor, 16820
pesantrenalfatah@yahoo.co.id
No.KTP. : 32.03.14.140658.03084

Source: Suara Pembaca http://www.eramuslim.com/

Islam!!! Mengekang atau menjaga perempuan ??

Islam!!! Mengekang atau menjaga perempuan ??
Pertama, kita seharusnya sepakat bahwa “Tidak ada agama yang sekomplit Islam”. Dengan menelaah hukum-hukum Islam lebih jauh, maka akan kita temukan bahwasanya hukum-hukum tersebut ada semata untuk menjaga derajat manusia tetap pada tempatnya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Termasuk hukum-hukum yang terkait dengan perempuan, sadarkah kita bahwa Islam sangat memuliakan perempuan. Ketika Rosululloh SAW ditanyakan siapa yang harus kita hormati? Rosululloh lantang menjawab: “Ibu, Ibu, Ibu, Ayah”.
Dari perkataan Rosululloh yang padanya -terdapat Suri Tauladan yang Baik dan tidak pernah berkata/bertindak kecuali berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya- dapat kita lihat begitu Islam memuliakan perempuan. Aturan mengenai cara berpakaian perempuan yang dilihat orang awam terasa mengekang perempuan, justru sebenarnya telah begitu memuliakan diri seorang perempuan, memelihara aurat perempuan dari pandangan-pandangan yang diharamkan, menjaga perempuan dari tangan-tangan usil bin jahil. Kalaupun saat ini masih banyak perempuan yang merasakan hal ini sebagai pengekangan diri, semata dikarenakan kebodohannya akan hukum-hukum Islam dan terkotorinya dirinya dengan pemikiran-pemikiran asing yang serba bebas “permissive”.
Bahwasanya Islam melarang wanita melakukan perjalanan (safar) jauh tanpa disertai muhrimnya, tidak berarti Islam mengekang perempuan, justru hal ini merupakan aktivitas preventif/pencegahan yang ada dalam Islam, guna menghindari para muslimah dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dalam rangka menjaga kehormatan seorang perempuan. Bahwasanya hukum Islam memerintahkan perempuan untuk menjadi Ibu dan pengatur rumah tangga, menjadi pihak yang dibebani untuk melahirkan, menyusui, seharusnya menjadikan kita berfikir betapa pentingnya peran seorang perempuan dan betapa tingginya kedudukan perempuan dalam Islam. Betapa Allah memberikan ladang pahala yang melimpah bagi perempuan.
Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang telah ditetapkan Allah, bukan dikarenakan diskriminasi Allah. Tetapi semata karena kemaha luasan Ilmu Allah akan ciptaanNya. Terimalah hal ini sebagai Qadla Allah,pun hal ini tidak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Nya, karena kita tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih menjadi laki-laki atau perempuan, hal tersebut merupakan hak prerogatif Allah. Sebaliknya, keterikatan kita pada aturan-aturanNya lah yang akan dimintai pertanggungan jawab kelak. Karena pada sisi inilah kita mampu memilih untuk taat atau ingkar.
Selain itu perlu diingat, semua manusia adalah sama dihadapan Allah, hanya ketakwaan diri yang akan membedakannya dengan manusia yang lain.
Jadi, Islam mengekang atau menjaga perempuan??? Silahkan jujur
Ok, that’s all. Mohon maaf bila tidak menjawab pertanyaan !!!!!

Mengapa Harus Sholat???

Mengapa Harus Sholat???
Konsekwensi keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan menerima semua perintah dan LaranganNya, semata-mata karena kita yakin bahwa semua yang diperintahkanNya akan memberikan kebaikan kepada kita, karena Allah Maha Tahu kebaikan bagi ciptaanNya dan Allah Maha suci dari sifat mendzolimi hambaNya.
Salah satu perintahNya adalah sholat 5 waktu. Sesungguhnya tidak ada perbedaan antara 1 kewajiban dengan kewajiban yang lain. Menutup aurat bagi muslimah dengan kerudung dan jilbab sama sakralnya dengan kewajiban sholat 5 waktu bagi kaum muslimin, sebaliknya keharaman ghibah sama haramnya dengan keharaman memakan bangkai. Artinya konsekwensi kita -sebagai seorang yang telah mengucapkan syahadat bahwa tidak ada Dzat yang disembah/dipatuhi selain Allah dan Muhammad adalah RosulNya sekaligus teladan yang baik bagi kita- adalah menerima setiap hukum yang diperintahkan Allah kepada kita, tanpa ada tawar-menawar dan pilih-pilih hukum sesuai keinginan dan kemauan kita. “Naudzubillahi min dzalik”
Kalaupun saat ini, ternyata kewajiban sholat memberikan banyak manfaat/hikmah kepada kita, itu hanya menunjukkan bahwa semua yang Allah perintahkan pasti akan mendatangkan kebaikan, bukan sebaliknya menjadikan kita memilih kewajiban-kewajiban yang kelihatan secara nyata membawa manfaat untuk kita. Sholat merupakan salah satu kewajiban kaum muslimin yang diwajibkan oleh Allah dan merupakan kewajiban yang akan dihisab pertama kali olehNya kelak ketika kita menghadapNya.
Sholat adalah sarana komunikasi kita dengan Allah. Sholat merupakan sarana kita untuk menumpahkan segala hal kepada Dzat yang paling mencintai kita, yakni Allah SWT. Shalat adalah salah satu momen bagi kita untuk bermesraan dengan Dzat yang paling mengasihi kita, yang paling tau akan diri kita, yang tidak ada tabir antara kita denganNya.
Diantara hikmah sholat yang selalu menjadi pendorong kita untuk selalu melaksakannya, adalah: membiasakan kedisiplinan waktu agar melekat ke dalam diri kita, melatih kesabaran, meregangkan persendian-persendian tubuh yang kaku,dll.
Jadi, mengapa saya harus sholat?? Semata hal ini merupakan perwujudan keimanan kita akan perintah-perintah Allah dan semata karena kita menginginkan ridhoNya. Bukan dikarenakan manfaat-manfaat yang kita dapatkan dari aktivitas sholat, yang pada akhirnya ketika aktivitas sholat merugikan dalam pandangan kita, lantas kita tinggalkan.

Kenapa Harus Memilih Islam

Kenapa Harus Memilih Islam
Sesungguhnya sangat mudah untuk mengambil Islam sepenuhnya ketika seseorang telah benar-benar beriman kepada Allah SWT, bahwa Dia-lah pemegang jiwa kita, bahwa Dia yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan menjadi ada,bahwa Dia-lah yang Maha Tahu kebaikan untuk kita.
Ketika Allah katakan bahwa hanya Islam yang diridhoi di sisiNya, dan hanya Islam yang sempurna,Islam pembawa rahmat bagi semesta alam, maka sangat mudah seharusnya bagi kita untuk mengambil Islam secara total, tanpa pilah-pilih hukum Islam.
Selain itu, secara berfikir kita dapat temukan bahwa hanya Islam yang komprehensiv, Agama yang memiliki aturan hidup yang komplit. Tak ada satu halpun di dalam hidup ini, yang terlepas dari aturan Islam. Dari hal kecil, seperti tata cara bersin, sampai tata cara mengatur sebuah negara (sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem politik, dll) ada di dalam Islam. Dan sesungguhnya aturan yang diberikan Islam sungguh memanusiakan manusia, kita bisa melihat bagaimana Islam mengatur hubungan perempuan dan laki-laki. Sementara gaya hidup bebas membebaskan manusia untuk melakukan apapun (sex before married, pernikahan sejenis, phedophilia, dll) telah menjadikan manusia setara dengan hewan. Aturan-aturan Islam-pun telah secara fakta mendatangkan maslahat bagi manusia. Hal ini tidaklah aneh, dikarenakan Islam adalah buatan Allah SWT, Dzat yang Maha Tahu hakikat kebaikan bagi manusia. Dzat yang tidak memiliki kepentingan selain memberikan kebaikan bagi hambaNya.
Sungguh suatu ketakjuban, ketika membaca sebuah sejarah penerapan Islam secara total oleh sebuah negara, dimana seorang pemimpinnya pada saat itu (Umar bin Khatab) tidak pernah bisa tidur sebelum ia memastikan seluruh rakyatnya bisa tidur pulas dengan perut yang tidak lapar, hal ini membuat dirinya harus berkeliling/berpatroli ke setiap sudut kota untuk memastikan hal tersebut, hingga suatu waktu ia menemukan janda tua dan anaknya yang sedang merengek kelaparan, janda tua tersebut berkata: ia terpaksa membohongi anaknya dengan merebus air terus-menerus sampai anaknya tertidur dan lupa dengan rasa laparnya. Seketika itu pula Umar bin Khatab (pemimpin kaum muslimin) pada saat itu dengan ketinggian pemahaman Islam serta rasa takutnya kepada Allah, langsung pergi ke lumbung negara untuk mengambil sekarung gandum yang dipikulnya sendiri untuk diberikan kepada rakyatnya (si janda tua tadi), bahkan Umar tak segan untuk memasakkan gandum tersebut dan menghidangkannya bagi keluarga miskin itu sembari terus menangis akan kekhilafan dirinya sebagai pemimpin kaum muslimin. Kita juga bisa lihat, ketika Islam diterapkan secara total, tidak ada satu orangpun pada saat itu yang berhak menerima zakat. Artinya pengadopsian Islam dalam kehidupan saat itu telah menjadikan umat hidup makmur. Saat itu, ketika Islam diadopsi secara total oleh individu-individu muslim, masyarakat dan negara – telah menjadikan Negara tersebut berperadaban tinggi baik secara moral maupun ilmu pengetahuan. Ketinggian derajat bagi orang yang berilmu yang dijanjikan Islam,telah mendorong umat Islam pada saat itu untuk berlomba-lomba dalam hal keilmuan, kita banyak temukan disepanjang sejarah ilmuan-ilmuan Islam, yang tidak hanya faqih dalam bidang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga faqih dalam hal agama, lihatlah Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Pertama) yang juga seorang ahli fiqih (ahli hukum Islam).
Sementara Agama lain (Kristen, Katholik, Hindu, Budha) hanya berkutat dalam masalah-masalah ritual, sebaliknya Islam tidak hanya mengatur masalah ritual (hubungan manusia dengan Allah), tetapi Islam punya aturan komplit, yaitu (aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, contoh: hukum tentang akhlak, makanan, cara berpakaian, dll), (aturan yang mengatur interaksi manusia dengan manusia lain, contoh: Tata cara pergaulan, Ekonomi, Pendidikan, Politik, Pemerintahan, dll). Itulah mengapa saya jatuh hati pada ISLAM, namun yang pasti hal ini semata karena keyakinan saya kepada Allah

Allah ???

Allah ????
Sesungguhnya di dalam diri seorang manusia terdapat satu fitrah, dimana dirinya merasa lemah dan terbatas, sehingga membutuhkan sesuatu yang lain yang dianggap lebih dari dirinya. Inilah yang dinamakan “Naluri mensucikan sesuatu/Naluri beragama”

Orang Atheis sekalipun ketika terhimpit satu bahaya, misalnya dia melihat sesuatu yang akan sangat membahayakan dirinya, dia pasti akan berucap
“Oh GOD”. “Oh Tuhan”

Kita juga melihat bagaimana kisah-kisah orang terdahulu yang mencari sesuatu untuk memenuhi Naluri beragamanya ini. Kita bisa membaca kisah Nabi Ibrahim yang mencari Tuhannya, Pada awalnya Ibrahim berfikir bahwa Tuhannya adalah “Matahari”, karena ia melihat Matahari merupakan raja yang menguasai bumi, menyinari seluruh jagat dan memiliki arti penting dalam kehidupan. Tetapi ketika malam tiba, matahari terbenam/hilang dari penglihatan, ketika itu pula Ibrahim mengambil kesimpulan lain, bahwa Tuhannya adalah “Bulan”, dimana bulanlah penerang jagat di malam hari dan penuh dengan kekuasaan. Sampai ketika pagi hari Ibrahim melihat bulan yang dikiranya sebagai Tuhan ini hilang ditelan waktu. Kedua hal ini telah memberikan kesimpulan baru bagi Ibrahim bahwa Matahari dan Bulan, bukanlah Tuhannya. Sampailah ketika Nabi Ibrahim menerima firman/wahyu Allah bahwasanya TuhanNya adalah Allah yang Esa/Satu.

Bersyukurlah kepada Allah yang telah menjadikan kita lahir dari orang tua yang beragama Islam. Sehingga kesempatan ini, sebenarnya merupakan poin lebih bagi kita untuk lebih awal menemukan Tuhan/Pencipta kita, yakni Allah SWT. Kesempatan ini pula yang akan lebih mendekatkan kita kepada surgaNya Allah, karena semata kita telah memeluk satu-satunya Agama yang diridhoi Allah SWT.

Berbeda dengan teman-teman kita yang lahir dari seorang kafir, dimana mereka harus menempuh satu langkah awal untuk berislam terlebih dahulu tanpa perantara orang tua yang muslim.
Hal ini akan sangat sulit bagi teman-teman Kristen kita , kecuali mereka mau bersikap netral dan tidak arogan seraya menggunakan akalnya dan berfikir bahwa dogma-dogma yang mereka terima selama ini tentang konsep ketuhanan adalah tidak masuk akal alias “non sense”. Pada consili Nicea tahun 325 SM, orang-orang terdahulu mereka mengangkat Isa As / Yesus sebagai Tuhan. Celaka besar, mungkinkah status Tuhan adalah hasil musyawarah manusia yang notabene adalah ciptaan Tuhan. Selain itu, kalau mereka mengangkat Yesus sebagai Tuhan pada 325 SM, siapakah yang menjadi Tuhan sebelum tahun tersebut, dan siapa yang menciptakan segala sesuatu sebelum tahun 325 SM tersebut?? Nabi Isa As, sendiri tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai Tuhan, tetapi ia hanyalah hambaNya yang diutus untuk menyampaikan risalahNya. Belum lagi Konsep Ketuhanan Trinitas yang mereka dogmakan, yang sampai saat ini saya juga tidak pernah mengerti hal tersebut.
Bagi manusia Atheis (tidak mengakui adanya Tuhan), Mengimani keberadaan Allah yang Esa sesungguhnya sangatlah mungkin bila saja mereka mau berfikir akan kejadian dirinya, fenomena alam dan hal lain dalam kehidupannya. Mungkinkan detak jantung setiap manusia di bumi ini tidak ada yang mengatur, padahal jika hal ini dikatakan suatu kebetulan saja atau suatu proses alami dalam tubuh saja, maka sesungguhnya “sangat naif”. Mungkinkah bulan dan matahari setiap harinya secara kebetulan saja tidak pernah berbenturan dan terbalik? Mungkinkah indung telur ibu yang besarnya hanya 1/5 butiran pasir dapat menjadi seorang makhluk hidup yang bernama manusia? Mungkinkah 250 trilyun galaksi --dimana didalamnya terdapat planet-planet serta benda langit lainnya-- yang ada di jagat raya ini secara otomatis berjalan di orbitnya tanpa takut bertabrukan? Mungkinkah warna-warni dan aneka rasa buah terjadi karena kebetulan dan sekedar proses alami tanpa campur tangan sesuatu yang lain? Sesungguhnya mereka (orang Atheis) hanyalah sombong untuk mengakui sesuatu yang Maha lebih dari dirinya.Inilah yang membuat saya yakin, bahwa dibalik semua fenomena hidup ini ada Tuhan, dialah Allah SWT, sesuatu yang Maha besar dan Maha segalanya, yang tidak tertandingi oleh siapapun, dan bukan pula berwujud seorang manusia yang sama dengan kita.

Wednesday 28 January 2009

M.A.T.I

M.A.T.I
Setiap detik aku berfikir untuk apa aku diciptakan ke dunia ini ?
Ku telaah hidup ini, kudapati kenyataan yang tak akan pernah bisa kulawan bahwasanya: “Setiap yang bernyawa pasti akan “MATI”
Tak peduli dia CANTIK, BURUK RUPA, PROLETAR, BORJUIS, KULI, PRESIDEN, semua pasti akan “MATI”
Dan ketika KEMATIAN menjemput, tak ada gelar tersandang kecuali “M-A-Y-A-T”
Kini,aku tahu, sesungguhnya aku dihidupkan untuk “MATI”, namun Dia berjanji tuk memberikanku kehidupan abadi setelah “MATI”.

Sungguh Allah Maha Menepati Janji. Kehidupan Surga Abadi setelah Mati bagi hambaNya yang senantiasa mengikatkan segala tindak tanduknya di dunia berdasarkan perintah & laranganNya. Kehidupan Neraka Abadi setelah MATI bagi hambaNya yang buta, tuli, dan abai terhadap segala Perintah & Larangan Nya.

Aku selalu berharap, Aku mampu mentautkan diri tuk selalu dalam perintahNya & kelak ketika Kematian menjemput aku dapat berdiri tegap di hadapanNya tuk mempertanggung jawabkan semua perbuatanku di dunia

The Mouse Needs Hard Wood

The Mouse Needs Hard Wood
A little mouse is looking for food. He is careless. He falls into a pail. Its wall is high and slippery. He cannot get out. "Help! help!" the mouse cries out, but no one is around. A few days later, his sister finds him. She throws in some food. "I'll get help," she says before leaving. "Wait! I can't eat. My teeth are too long," says the little mouse, pointing to his teeth. "Bring me some hard wood to grind!"
The little sister goes home. She meets their father. She tells him everything. "Quick! we must go and help your brother," says the father. The sister says, "I don't understand. Why does he ask for hard wood?".... "a mouse's teeth keep on growing. To stop them, he must gnaw wood," explains the father.
"A mouse's teeth can become too long. His mouth cannot close. He cannot eat, he can die." the father says. Then they hurry to where the little mouse is....
The father mouse lowers a rope into the pail. He climbs down to help his son. He gives him some water. Later they climb up the rope. They reach home safely.............

Orang Bijak rumuskan tujuan Hidup....

Orang bijak bilang “Jangan melangkah sebelum merumuskan tujuan”. Kata-kata ini berlaku untuk hal apapun, termasuk berlaku dalam langkah kehidupan kita ini, kasarnya si orang bijak pengen bilang “Jangan hidup, kalo belom punya tujuan hidup”. Kata-kata yang terkesan arogan ini, tak lama menyentil diri sy yang punya prinsip hidup “Let it flows”. Duh…. sialnya, ketika tujuan hidup belum juga terumuskan, sy kini emang telah berada dalam sebuah alam yang namanya kehidupan, apa mungkin harus masuk perut ibu lagi, cuma karena belom merumuskan tujuan hidup. So, kini mao ga mao sy harus merumuskan tujuan hidup, sembari semuanya berjalan.
Wait……nanti dulu, ga dikira dan ga disangka, ternyata Dzat yg berada diluar jangkauan qt tlh memberikan qt akal untuk berfikir. Beruntunglah qt diciptakan sebagai manusia yang punya kemampuan untuk berpikir.
Kini, sekuat tenaga sy rumuskan tujuan hidup; mau jadi orang kaya, berpendidikan dan dipandang. Duh, banyak banget memang cita-cita manusia yang notabene ga pernah merasa puas ini. Tapi yang namanya cita-cita, kalo ga ada usaha perealisasian, yah pastinya nggak akan pernah terwujud (walaupun tetep aja, segala sesuatunya adalah mungkin bagi Allah SWT).
Cuma satu yang ga pernah sy orientasikan dalam hidup ini, padahal kata yang satu ini bukan lagi hal yang ga pasti seperti cita-cita setiap diri kita. Sebaliknya hal ini merupakan sesuatu yang pasti datang menghampiri kita dengan izinNya, sesuatu yang akan memisahkan kita dengan gemerlap dunia yang sangat kita cintai ini. Yup, kata itu adalah “Mati”. Kata “Mati” sepertinya emang dibenci banget sama kita-kita yang cinta dunia ini, tapi sekali lagi sebenci apapun kita terhadap mati, tetap saja kematian akan menghampiri setiap makhluk yang bernyawa, termasuk kita semua.
Terlebih, kematian adalah gerbang kehidupan kita yang abadi di akhirat kelak. Pada saat mati inilah, keabadian hidup akan singgah pada setiap diri kita. Kenikmatan surga nan abadi atau kekerasan neraka nan abadi. Setiap manusia yang berakal sehat pastinya akan menginginkan kehidupan surga kelak yang penuh dengan kelezatan dan kenikmatan, termasuk diri gw. Tapi sayang, pada faktanya ga semudah itu kita bisa mendapatkan kehidupan surga setelah mati.
Kini, sedikit demi sedikit tujuan hidup sy mulai terurai. Sbg manusia biasa yg berakal sehat tntunya sy menginginkan kehidupan surga setelah mati, untuk itu sy harus menjalani hal-hal dalam kehidupan ini yang akan mendekatkan diri sy pada tujuan tersebut, yaitu surga. (ingat kaidah kausalitas “sebab-akibat”)
Sekali lagi, Allah SWT telah memberikan akal kepada manusia, justru agar manusia bisa mengarungi kehidupan ini dengan pintar dan bijaksana sehingga mendapat surga di kehidupan abadi di akherat kelak. Pintar dan bijaksana artinya kita bisa memilah-milih aktivitas apa saja yang akan kita jalani dalam kehidupan ini yang sesungguhnya akan mendekatkan kita pada tujuan kita, bijaksana artinya dengan penuh kesadaran melakukan aktivitas-aktivitas yang akan membawa kita ke surga semata karena hal tersebut memang untuk kita, bukan untuk yang lain.

Ga terlalu sulit sebenernya untuk merumuskan tujuan hidup kita ini, apalagi dalam Islam sendiri, hal ini sangat mudah kita temukan. Kita (manusia) sesungguhnya diciptakan Allah hanya untuk beribadah (taat) kepadanya (Qs: 51:56), dan kelak akan ada hari pertanggung jawaban kita dengan Allah ats smua yg qt lakukan didunia. Pada saat itulah sebenernya kehidupan kita baru akan dimulai. Diawali dengan pertanggungan jawab kita kepada Dzat yang Maha Besar (Allah), sejauh mana misi hidup kita sebagai makhluk yang diciptakannya ke dunia -semata untuk taat- dapat tercapai. Bila saja ketaatan kita kepadaNya jauh melambung melebihi semua kejahatan dan kebodohan kita di dunia, sungguh beruntunglah kita, karena surga tak pelak di depan mata akan jd balasannya. Sebaliknya, neraka telah siap menghadang, apabila kemaksiatan kita terhadap perintah Allah SWT selama kehidupan melebihi sedikit ketaatan kita kepadaNya.

A Giant Turtle Sheds Tears


A Giant Turtle Sheds Tears

One day, a goat is looking for food. He is very hungry. He can eat anything. He even eats rubbish. The goat walks everywhere. Later, he comes to a beach. There, he sees a giant turtle. He walks closer to the turtle. “Auntie Turtle, what are you doing?” ask the goat. “I am laying eggs, replies the turtle.
The goat can see tears on auntie turtle’s eyes. Then the goat asks again, “Why are you crying?” are you in pain?”. “No, I am not crying,” replies the turtle with a big smile. “I am not in pain. My tears always flow like this.”
“I don’t understand,” says the goat. “You see, I eat a lot of seaweed. I drink a lot of sea water,” explains the turtle.. “Therefore, my body has too much salt. I need to get rid of it by shedding tears,” says the turtle. ”Now, I understand,” says the goat.

Tuesday 27 January 2009

Kucing




Kucing...

wah,bagi pecinta binatang, khususnya kucing, pasti langsung tergambar binatang sprti apakah k.u.c.i.n.g ini...

Yup, kucing adalah binatang mamalia berkaki 4, kucing (peliharaan) rumah biasanya cenderung lebih ramah dg banyak tabiat, biasanya nih, kucing suka banget yg namanya "bersih2 jilatin badan", becanda "seruduk & loncat2an", manja "minta dielus2"

Seperti apapun tabiat kucing rumah, kucing tetaplah sebangsa binatang, tp yg perlu dicatat adalah bahwa kucing adalah binatang peliharaan Rosululloh Muhammad SAW, sedikit mengenai sejarah kucing peliharaan Nabi Muhammad yang bernama Muezza (Mu`izza). Suatu hari Rasulullah akan melaksanakan shalat, namun Rosul menemukan kucing kesayangannya sedang tertidur lelap di atas jubahnya, owwwh...namun dikarenakan tidak ingin mengganggu kenikmatan tidur si kucing & rasa sayang Rosul yg begitu dalam kpd kucing tsb, Rosulullah justru rela membiarkan kucing trsebut melanjutkan tidur pulasnya diatas jubah Rosul dimana Rosul rela memotong bagian jubahnya yang sedang ditiduri si kucing. Konon, Muezza pun sering minum dari wadah tempat wudhu Rasulullah,dan Rasulullah pun sering mengambil wudhu dari bekas minumnya si muezza tersebut… duh jadi cemburu ya...........

Menurut sejarahnya,kucing... sudah ada didunia ini pada sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan sudah hidup bersama manusia selama 5,000 tahun yang lalu. Di beberapa tempat di Asia, sejarah menunjukkan bahawa kucing pernah dimitoskan mempunyai pengaruh ghaib, di Mesir kucing dianggap sebagai Dewa.

Di keluarga sy sendiri, kucing sdh sperti bagian dr keluarga, klo diitung2 sy sdh tinggal brsama kecil persis ktika sy lahir. Dah banyak generasi kucing yg tinggal di rumah sy. Semua kucing yg tinggal dg kluarga sy, tntunya memiliki nama panggilan, mw tau nama2 mereka. Sy coba sebutin dr yg paling jadul, dan kbanyakan ud almarhum yg komplek pekuburannya ad dihalaman rumah sy. Nama2 mereka; Tira, Ijoy, Miu, Acuy, Ores...wah sy agak lupa, nama2nya...mido, buluq, bugor, mista, danial, perso, purkiong, Zweta, bara, donde, luna, candil, candika, gegi, dll..............wah sy lupa lagi...tp yg jelas kenangan sm kucing2 ini ga kan sy lupain, malah sy berharap banget, nti bs ketemu lg di surga sm kucing2 sy yg ud mati....amin


Monday 26 January 2009

Mengapa Menikah ??


♥Menikah itu sehat
♥Menikahlah agar kian dewasa
♥Menikahlah agar bahagia!
♥Kebutuhan biologis pun terpenuhi
♥Menikah itu menjaga kehormatan
♥Menikah itu ladang amal soleh
♥Menikah itu sunah para nabi
♥Menikahlah agar mendapatkan keturunan!
♥Menikah itu memperkokoh keimanan Menikah itu memudahkan rizki




-Persiapkan Diri-

Niat yang lurus
Ikhtiar yang optimal dan islami

Keyakinan akan takdir Allah


Asah diri dengan ilmu
Harapan jangan pudar